Sabtu, 15 Oktober 2016

Garang Asem ala Mbah Rono Klaten

Pecinta kuliner, hallo apa kabarnya?
Masih setia memanjakan lidah dengan sajian kuliner khas Solo? Satu lagi posting dari saya untuk mengangkat olahan berbahan dasar daging ayam. Masyarakat Jawa pada umumnya sudah mengenal dengan baik, olahan yang disebut dengan Garang Asem. Meski generasi muda sekarang mungkin ada yang merasa asing belum mengenal dengan lengkap dengan kekayaan keanekaragaman kuliner tradisional ini. 

Garang asem adalah sajian yang dibuat dari daging ayam atau jeroan ayam (rempela ati) dengan bumbu sederhana. Kalaupun saya kunyah maka yang menonjol dari tastenya adalah rasa asam yang di peroleh dari buah asam, tomat atau belimbing wuluh, cita rasa pedas karena ada cabe merah, ijo atau rawit. Sedangkan asin gurihnya berasal dari garam, bawang merah dan putih. Dan satu lagi yang ngga boleh di lupakan, harus dibungkus dengan daun pisang dan selalu dipanaskan sebelum siap saji. Artinya ketika kita makan dengan nasi, maka sensasi asam, pedas dan hangat akan memberikan pengalaman  yang sangat berbeda dengan olahan ayam pada umumnya. Kuah dari garang asam ini berwarna putih, gurih karena kaldu ayam yang melimpah akibat pengolahan dengan panas api lambat (di kukus) bukan di rebus layaknya kuah gule ayam.

Saya beruntung bisa berdialog dengan penjaga kekhasan Garang Asem Mbah Rono Klaten ini, tutur beliau di sudah 'nderek' di warung ini puluhan tahun lamanya. Sehingga sampai dengan hari ini meskipun dia tidak mengolah langsung tetapi warisan kelezatannya masih ada di tangan mbah Sadiyem, seorang ahli masak garang asem yang telah mengabdi di warung Garang Asem Mbah Rono. Dewasa ini warung telah dikelola oleh cucu dari Mbah Rono dan jangan kuatir bila datang ke sana karena cukup dengan membayar Rp 20.000,- maka kita sudah bisa menikmati sajian Garang Asem yang sangat lezat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar