Selasa, 15 Maret 2016

Warung 'Sekolahan'

Keberadaan warung ini sangat membantu bagi orang-orang yang lagi nunggu keluarganya di RS PKU Muhamadiyah Solo, pas nya di Jalan Ronggowarsito. Bukan hanya mereka yang ada di sekitar area itu tetapi banyak juga anak kost atau warga Solo asli yang sangat menyukai masakan Jawa yang dijual secara turun temurun. Dan justru dari simplenya cara warung itu jualan sehingga ramai di kunjungi oleh pelanggannya dari berbagai kalangan. Konon memang warung ini sudah berjualan sejak zaman Presiden Soeharto masih 'sugeng' dan beliau sekeluarga termasuk yang menyukai masakan dari warung ini ketika nenek mereka masih berjualan. Dan sekarang sudah generasi yang ke 3 dan menempati di halaman sekolahan SD. Saya juga bingung karena ngga ada nama warung sebagai identitasnya maka  teman-teman selalu bilang: Yuk makan di warung sekolahan. Dan saya atau lainnya sudah mahfum dengan istilah itu.
Warung ini hanya buka di waktu menjelang senja hingga malam hari dan akan ramai dipenuhi pembeli ketika para pekerja migran yang hidup di Solo pulang kantor ( 17:00 - 19:30 peak seasson). Karena memang enak dan cocok di lidah maka tidak mengherankan bila terkadang harus rela antri menunggu dilayani oleh si empunya warung. Menu yang layak di coba dan sering dipesan oleh saudara-saudara kita dari kalangan etnis Chinesse adalah Mie Pecel. Sayapun pernah iseng mencobanya karena beberapa kali melihat mereka sangat lahap menyantap di suatu saat. Dan ternyata memang enak- unik perpaduan antara mie goreng yang di siram bumbu pecel. 
Oiya jangan sampai melewatkan gorengan ampas tahu (gembus) karena sangat yummy,  terik tahu, bakwan jagung, sosis solo, tempe wudo yang di goreng dll. Satu item yang paling saya sukai bila dia pas  menjual Bothok Manding, ueenaaak tenan. Meski hanya di buat dari parutan kelapa muda dan buah lamtoro tapi jangan diremehkan karena uenaknya super duper (bagi yang sudah addict ma bothok lho, kaya saya ini). Entahlah bagaimana rahasia komposisi bumbunya karena selama ini saya cuma terima jadi, cung duit cung barang, lebs makan. 
Sayur jangan lombok wonogirian dan masakan bersantanpun yang dia buat sangat smooth taste sehingga berkesan "mriyayeni". Sepertinya di tangan dia ngga ada yang ngga enak semuanya lezat meski hanya bermodal lapak di ujung sebuah emperan SD saja. Dan pelanggan yang makan di warung ini ngga ada yang peduli dengan itu semua.  Mulai dari kalangan biasa hingga keluarga yang berpunya bahkan bermobil sekalipun bisa berkumpul tanpa ada rasa sungkan. Ini memang benar-benar warung untuk rakyat dan inilah Kota Solo yang sudah kondang akan kuliner kaki limanya. Bagi yang kaya pun tidak ada rasa malu untuk makan di tempat yang sederhana meski di pinggir jalan sekalipun.
Sajian Warung Sekolahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar