Jumat, 11 Maret 2016

Yang Suka Sambel Bawang Ini Tempatnya

Bicara makan enak dan tidak harus membayar mahal, mungkin itu adalah salah satu prinsip saya. Dan lagipula memang saya lebih memilih makanan rakyat yang jauh dari bahasa promosi seperti produk-produk modern dewasa ini. Bukan kepada alasan lainnya tetapi lebih ke semangat untuk ikut merasa bertanggungjawab akan keberadaan para pelaku kuliner tradisional yang harus mendapatkan ruang dan waktu untuk keberlanjutan dagangannya. Ini tentunya peran netizen seperti saya, bisa mempopulerkan akan kearifan makanan nusantara, masakan Jawa khususnya. 
Namun demikian tidak  menutup kemungkinan suatu saat saya akan mengulas dan mengangkat tentang kuliner "modern" yang menjadi preferensi masyarakat pecinta kuliner dan tentunya saya sudah mencobanya terlebih dahulu sehingga  mampu untuk menuliskan pengalaman akan 'keplek ilat' atau keplek piring tersebut. 
Nah, kenapa sich saya suka menggunakan jargon keplek ilat? Istilah ini berasal dari Bu Dhe | Siti Soegeng Tjitroatmadja di Semarang yang secara alamiah juga suka makan enak dan telaten sekali bila memasak di dapur sederhananya. Sebenarnya, keplek ilat adalah sebuah sinisme terhadap seseorang yang ngawula ilat, suka mengeluarkan uang hanya untuk makan mengikuti kata selera lidahnya dan kadang sedikit meminggirkan logika dan akal sehatnya. Namun sekarang istilah tersebut lebih luas artinya menjadi orang pecinta kuliner.  
Beberapa tulisan tentang pengalaman keplek ilat sebenarnya sudah sering saya tulis di facebook, atas saran sahabat saya, Mbak Ayuk agar bisa dikumpulkan dalam sebuah blog tentang kuliner. Butuh dua hari bagi saya untuk mengiyakan saran tersebut dan pada hari ini saya akan coba mulai mengumpulkan beberapa tulisan dan dokumen pengalaman tersebut dalam blog ini.

Hari ini saya sudah menyantap habis produk sederhana dari warung kaki lima di pinggir jalan. Hanya bernaung di sebuah tenda berukuran 4 X 6 di Jalan H Agus Salim sebelah kiri Lumbung Batik Purwosari Solo. Pak Joyo namanya, yang punya warung ini adalah bapak dan ibu Joyo sendiri maka mereka kemudian menamai usahanya dengan WM Pak Joyo. Di warung ini tersedia menu ayam, bebek, jeroan sapi, nila, lele dan tahu. Semuanya disajikan dalam satu pilhan, goreng. Yang bisa di pilih cuma sambelnya, ada bawang, tomat atau terasi dan tentunya lalapan sebagai cocolan ada kol, godong kates, kemangi dan irisan timun. Kalau saya kali ini menikmati  paru dan tahu goreng dengan sambel bawangnya yang sangat galak, puedes poll. Tetapi bagi yang suka cita rasa mild, ambil sambel terasi atau yang suka pedasnya "mondo-mondo" ngga pedes, mintalah sambel tomat yang cenderung ke rasa manis. Semua menu sudah saya coba dan saya berpendapat bila masakan Ibu Joyo lebih cenderung asin, anti mainstream bukan? Bayangkan, jualan di Wilayah Solo tetapi cita rasa yang dibangun adalah asin, sesuatu bukan? Meski demikian justru ini adalah sebuah 'niche' peluang taste langka yang digarap dimana masyarakat kuliner di perkenalkan dengan sebuah rasa yang lain daripada lainnya. Soal harga? Hmmmm Arko banget lah, lele cuma Rp 6.000,-, ayam cuma Rp 13.000,- dan bebek dibanderol Rp 15.000,- dan untuk sepiring nasi cuma diharga Rp 3000,-  
Oiya, warung ini bukaknya mulai jam 18:00 sampai habis (kira-kira jam 20:30) dan jangan kecewa bila ngga kebagian tahu gorengnya. Karena tahu gorengnya uenak sekali, bisa jadi karena tahunya direbus bareng dengan ayam sehingga gurihnya lebih terasa dibanding tahu goreng di warung lainnya dan agaknya semua pelanggannya juga selalu cari tahu tersebut.








1 komentar:

  1. Welcome to Betway! Casino & Resort - JT Hub
    Betway! Casino 안산 출장샵 & Resort 광양 출장안마 is operated by 부산광역 출장샵 the PLC and is located 목포 출장샵 in the beautiful Las Vegas Strip. The casino features over 2000 slot 김해 출장마사지 machines

    BalasHapus